WILUJENG SUMPING

Powered By Blogger

Rabu, 28 April 2010

28 april B'day my wife



Maafkan aku Istriku
Untuk kesekian kalinya aku tidak berada disampingmu
Disaat kamu merayakan hari lahirmu

Ingin rasanya aku kecup keningmu saat tengah malam
Saat bergantinya tanggal, sambil ku ucap
"Selamat Ulang Tahun Sayang . . . "

Maafkan aku Istriku
karena tak ada bungkusan kado di hari lahirmu
aku hanya bisa memberikan seluruh hati dan hidupku

Tetaplah bersamaku sampai kapan pun
Semoga Allah sang Robbih selalu melindungi cerita kita

Selamat Ulang Tahun Istriku Tercinta


Sayang….ta terasa kita sudah lewati thn kedua perpishan
A sangat bersukur dengan ketabahan dan kesetiaan ayang yang harus menanti hari dimana kita akan bersama lagi…hari ini adalah hari ulng thn ayang yg ke 19 maapkan A yg g bias hadir menemani hari bahagia ini namun cinta dan rasa sayang A slalu ku hadirkan di setiap waktu mengisi ruang sepi kita.
Sayang…. A hanya bisa ungkapkan lewat do'a semoga ayang selalu bahagia dan sabar meneriam kenyataan ini kita harus terpisah oleh ruang dan waktu.
Sayang….kerinduan yg kita rasakan mudah2an menjadi satu makna yg paling berharga yg kita miliki dan sesuatu yg bisa mendewasakan perasaan kita.
Sayang…kali lagi A ucapkan selamat ulang tahun moga bertambahnya umur bertambah pula rasa sayang ma A….I LOVE U…. …sayang!!!

Rabu, 21 April 2010

21 april 2010 My B' day



Ya Allah,
kau ciptakan kami dari tiada, menjadi ada...
Kemudian kau kembalikan kami kepadamu,...

Ya Allah,
Kehidupan kemi bejalan dan berputar sesuai dengan kehendakmu

Ya Allah,
Hari ini telah sampai usia kami dalam kedewasaan jadikanlah kami menjadi khusuk dan tawaduk dalam menerimah hikmah dan berkahmu
bertambah usia dalam hitungan kami, kerkurang pula usia kami dalam hitunganmu..


Ya Allah,
Panjangkanlah usia kami agar kami dapat hidup dan menjadi bermanfaat bagi ummatmu yang lain
Panjangkanlah usia kami agar kami dapat lebih memandang hidup dengan penuh makna dalam kebesaranmu
Panjangkanlah usia kami agar kelak kami dapat membersarkan anak-anak kami untuk dapat tunduk dan berbakti kepadamu
Panjangkanlah usia kami agar kami dapat lebih bersyukur atas nikmat dan rezeki yang engaku anugerahkan kepada kami.


Ya Allah,
Jadikanlah kami orang-orang yang senantiasa bersyukur terhadap rezeki dan anugrah yang engaku berikan

Ya Allah,
Terimakasih engkau telah mengangkat kami menjadi makhluk dengan derajat yang tinggi
Terimakasih engkau telah memberikan cahaya keimanan kepada kami agar kami dapat mengenalmu,

Terimakasih ya Tuhan kami...

Senin, 19 April 2010

Menjaga Kehormatan Wanita Muslimah

Wahai saudariku muslimah, wanita adalah kunci kebaikan suatu umat. Wanita bagaikan batu bata, ia adalah pembangun generasi manusia. Maka jika kaum wanita baik, maka baiklah suatu generasi. Namun sebaliknya, jika kaum wanita itu rusak, maka akan rusak pulalah generasi tersebut.

Maka, engkaulah wahai saudariku… engkaulah pengemban amanah pembangun generasi umat ini. Jadilah engkau wanita muslimah yang sejati, wanita yang senantiasa menjaga kehormatannya. Yang menjunjung tinggi hak Rabb-nya. Yang setia menjalankan sunnah rasul-Nya.

Wanita Berbeda Dengan Laki-Laki

Allah berfirman,

وَمَاخَلَقْتُ الجِنَّ وَ الإِنْسَ إِلاَّلِيَعْبُدُوْنِ

“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku.” (Qs. Adz-Dzaariyat: 56)

Allah telah menciptakan manusia dalam jenis perempuan dan laki-laki dengan memiliki kewajiban yang sama, yaitu untuk beribadah kepada Allah. Dia telah menempatkan pria dan wanita pada kedudukannya masing-masing sesuai dengan kodratnya. Dalam beberapa hal, sebagian mereka tidak boleh dan tidak bisa menggantikan yang lain.

Keduanya memiliki kedudukan yang sama. Dalam peribadatan, secara umum mereka memiliki hak dan kewajiban yang tidak berbeda. Hanya dalam masalah-masalah tertentu, memang ada perbedaan. Hal itu Allah sesuaikan dengan naluri, tabiat, dan kondisi masing-masing.

Allah mentakdirkan bahwa laki-laki tidaklah sama dengan perempuan, baik dalam bentuk penciptaan, postur tubuh, dan susunan anggota badan.

Allah berfirman,

وَلَيْسَ الذَّكَرُ كَالأنْثَى

“Dan laki-laki itu tidaklah sama dengan perempuan.” (Qs. Ali Imran: 36)

Karena perbedaan ini, maka Allah mengkhususkan beberapa hukum syar’i bagi kaum laki-laki dan perempuan sesuai dengan bentuk dasar, keahlian dan kemampuannya masing-masing. Allah memberikan hukum-hukum yang menjadi keistimewaan bagi kaum laki-laki, diantaranya bahwa laki-laki adalah pemimpin bagi kaum perempuan, kenabian dan kerasulan hanya diberikan kepada kaum laki-laki dan bukan kepada perempuan, laki-laki mendapatkan dua kali lipat dari bagian perempuan dalam hal warisan, dan lain-lain. Sebaliknya, Islam telah memuliakan wanita dengan memerintahkan wanita untuk tetap tinggal dalam rumahnya, serta merawat suami dan anak-anaknya.

Mujahid meriwayatkan bahwa Ummu Salamah radhiyallahu ‘anha berkata: “Wahai Rasulullah, mengapa kaum laki-laki bisa pergi ke medan perang sedang kami tidak, dan kamipun hanya mendapatkan warisan setengah bagian laki-laki?” Maka turunlah ayat yang artinya, “Dan janganlah kamu iri terhadap apa yang dikaruniakan Allah…” (Qs. An-Nisaa’: 32)” (Diriwayatkan oleh Ath-Thabari, Imam Ahmad, Al-Hakim, dan lain sebagainya)

Saudariku, maka hendaklah kita mengimani apa yang Allah takdirkan, bahwa laki-laki dan perempuan berbeda. Yakinlah, di balik perbedaan ini ada hikmah yang sangat besar, karena Allah adalah Dzat Yang Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.

Mari Menjaga Kehormatan Dengan Berhijab

Berhijab merupakan kewajiban yang harus ditunaikan bagi setiap wanita muslimah. Hijab merupakan salah satu bentuk pemuliaan terhadap wanita yang telah disyariatkan dalam Islam. Dalam mengenakan hijab syar’i haruslah menutupi seluruh tubuh dan menutupi seluruh perhiasan yang dikenakan dari pandangan laki-laki yang bukan mahram. Hal ini sebagaimana tercantum dalam firman Allah Ta’ala:

وَلا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ

“dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya.” (Qs. An-Nuur: 31)

Mengenakan hijab syar’i merupakan amalan yang dilakukan oleh wanita-wanita mukminah dari kalangan sahabiah dan generasi setelahnya. Merupakan keharusan bagi wanita-wanita sekarang yang menisbatkan diri pada islam untuk meneladani jejak wanita-wanita muslimah pendahulu meraka dalam berbagai aspek kehidupan, salah satunya adalah dalam masalah berhijab. Hijab merupakan cermin kesucian diri, kemuliaan yang berhiaskan malu dan kecemburuan (ghirah). Ironisnya, banyak wanita sekarang yang menisbatkan diri pada islam keluar di jalan-jalan dan tempat-tempat umum tanpa mengenakan hijab, tetapi malah bersolek dan bertabaruj tanpa rasa malu. Sampai-sampai sulit dibedakan mana wanita muslim dan mana wanita kafir, sekalipun ada yang memakai kerudung, akan tetapi kerudung tersebut tak ubahnya hanyalah seperti hiasan penutup kepala.

Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, ia berkata:

“Semoga Alloh merahmati para wanita generasi pertama yang berhijrah, ketika turun ayat:

“dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudung kedadanya,” (Qs. An-Nuur: 31)

“Maka mereka segera merobek kain panjang/baju mantel mereka untuk kemudian menggunakannya sebagai khimar penutup tubuh bagian atas mereka.”

Subhanallah… jauh sekali keadaan wanita di zaman ini dengan keadaan wanita zaman sahabiah.

Sebagaimana dijelaskan sebelumnya bahwa hijab merupakan kewajiban atas diri seorang muslimah dan meninggalkannya menyebabkan dosa yang membinasakan dan mendatangkan dosa-dosa yang lainnya. Sebagai bentuk ketaatan kepada Allah dan rasul-Nya hendaknya wanita mukminah bersegera melaksanakan perintah Alloh yang satu ini.

Allah ‘Azza wa Jalla berfirman: “Dan tidaklah patut bagi mukmin dan tidak (pula) bagi mukminah, apabila Allah dan rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, kemudian mereka mempunyai pilihan (yang lain) tentang urusan mereka, dan barangsiapa mendurhakai Allah dan rasul-Nya. Maka sungguhlah dia telah sesat, dengan kesesatan yang nyata.” (Qs. Al-Ahzab: 36)

Mengenakan hijab syar’i mempunyai banyak keutamaan, diantaranya:

Menjaga kehormatan.
Membersihkan hati.
Melahirkan akhlaq yang mulia.
Tanda kesucian.
Menjaga rasa malu.
Mencegah dari keinginan dan hasrat syaithoniah.
Menjaga ghirah.
Dan lain-lain. Adapun untuk rincian tentang hijab dapat dilihat pada artikel-artikel sebelumnya.
Kembalilah ke Rumahmu

وَقَرْنَ فِيْ بُيُوْتِكُنَّ

“Dan hendaklah kamu tetap berada di rumahmu.” (Qs. Al-Ahzab: 33)

Islam telah memuliakan kaum wanita dengan memerintahkan mereka untuk tetap tinggal dalam rumahnya. Ini merupakan ketentuan yang telah Allah syari’atkan. Oleh karena itu, Allah membebaskan kaum wanita dari beberapa kewajiban syari’at yang di lain sisi diwajibkan kepada kaum laki-laki, diantaranya:

Digugurkan baginya kewajiban menghadiri shalat jum’at dan shalat jama’ah.
Kewajiban menunaikan ibadah haji bagi wanita disyaratkan dengan mahram yang menyertainya.
Wanita tidak berkewajiban berjihad.
Sedangkan keluarnya mereka dari rumah adalah rukhshah (keringanan) yang diberikan karena kebutuhan dan darurat. Maka, hendaklah wanita muslimah tidak sering-sering keluar rumah, apalagi dengan berhias atau memakai wangi-wangian sebagaimana halnya kebiasaan wanita-wanita jahiliyah.

Perintah untuk tetap berada di rumah merupakan hijab bagi kaum wanita dari menampakkan diri di hadapan laki-laki yang bukan mahram dan dari ihtilat. Apabila wanita menampakkan diri di hadapan laki-laki yang bukan mahram maka ia wajib mengenakan hijab yang menutupi seluruh tubuh dan perhiasannya. Dengan menjaga hal ini, maka akan terwujud berbagai tujuan syari’at, yaitu:

Terpeliharanya apa yang menjadi tuntunan fitrah dan kondisi manusia berupa pembagian yang adil diantara hamba-hamba-Nya yaitu kaum wanita memegang urusan rumah tangga sedangkan laki-laki menangani pekerjaan di luar rumah.
Terpeliharanya tujuan syari’at bahwa masyarakat islami adalah masyarakat yang tidak bercampur baur. Kaum wanita memiliki komunitas khusus yaitu di dalam rumah sedang kaum laki-laki memiliki komunitas tersendiri, yaitu di luar rumah.
Memfokuskan kaum wanita untuk melaksanakan kewajibannya dalam rumah tangga dan mendidik generasi mendatang.
Islam adalah agama fitrah, dimana kemaslahatan umum seiring dengan fitrah manusia dan kebahagiaannya. Jadi, Islam tidak memperbolehkan bagi kaum wanita untuk bekerja kecuali sesuai dengan fitrah, tabiat, dan sifat kewanitaannya. Sebab, seorang perempuan adalah seorang istri yang mengemban tugas mengandung, melahirkan, menyusui, mengurus rumah, merawat anak, mendidik generasi umat di madrasah mereka yang pertama, yaitu: ‘Rumah’.

Bahaya Tabarruj Model Jahiliyah

Bersolek merupakan fitrah bagi wanita pada umumnya. Jika bersolek di depan suami, orang tua atau teman-teman sesama wanita maka hal ini tidak mengapa. Namun, wanita sekarang umumnya bersolek dan menampakkan sebagian anggota tubuh serta perhiasan di tempat-tempat umum. Padahal di tempat-tempat umum banyak terdapat laki-laki non mahram yang akan memperhatikan mereka dan keindahan yang ditampakkannya. Seperti itulah yang disebut dengan tabarruj model jahiliyah.

Di zaman sekarang, tabarruj model ini merupakan hal yang sudah dianggap biasa, padahal Allah dan Rasul-Nya mengharamkan yang demikian.

Allah berfirman:

وَقَرْنَ فِي بُيُوتِكُنَّ وَلا تَبَرَّجْنَ تَبَرُّجَ الْجَاهِلِيَّةِ الْأُولَى

“Dan hendaklah kamu tetap berada di rumahmu, dan janganlah kalian berhias dan bertingkah laku seperti model berhias dan bertingkah lakunya orang-orang jahiliyah dahulu (tabarruj model jahiliyah).” (Qs. Al-Ahzab: 33)

Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, yang artinya: “Ada dua golongan ahli neraka yang tidak pernah aku lihat sebelumnya; sekelompok orang yang memegang cambuk seperti ekor sapi yang dipakai untuk mencambuk manusia, dan wanita-wanita yang berpakaian tapi hakikatnya telanjang, mereka berjalan melenggak-lenggok, kepala mereka seperti punuk unta yang miring. Mereka tidak akan masuk surga dan tidak bisa mencium aromanya. Sesungguhnya aroma jannah tercium dari jarak sekian dan sekian.” (HR. Muslim)

Bentuk-bentuk tabarruj model jahiliyah diantaranya:

Menampakkan sebagian anggota tubuhnya di hadapan laki-laki non mahram.
Menampakkan perhiasannya,baik semua atau sebagian.
Berjalan dengan dibuat-buat.
Mendayu-dayu dalam berbicara terhadap laki-laki non mahram.
Menghentak-hentakkan kaki agar diketahui perhiasan yang tersembunyi.
Pernikahan, Mahkota Kaum Wanita

Menikah merupakan sunnah para Nabi dan Rasul serta jalan hidup orang-orang mukmin. Menikah merupakan perintah Allah kepada hamba-hamba-Nya:

“Dan nikahkanlah orang-orang yang sedirian diantara kamu, dan orang-orang yang layak (menikah) dari hamba-hamba sahayamu yang lelaki dan hamba-hamba sahayamu yang perempuan. jika mereka miskin Allah akan memberi kemampuan kepada mereka dengan kurnia-Nya. Dan Allah Maha luas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui.” (Qs. An-Nuur: 32)

Pernikahan merupakan sarana untuk menjaga kesucian dan kehormatan baik laki-laki maupun perempuan. Selain itu, menikah dapat menentramkan hati dan mencegah diri dari dosa (zina). Hendaknya menikah diniatkan karena mengikuti sunnah nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan untuk menjaga agama serta kehormatannya.

Tidak sepantasnya bagi wanita mukminah bercita-cita untuk hidup membujang. Membujang dapat menyebabkan hati senantiasa gelisah, terjerumus dalam banyak dosa, dan menyebabkan terjatuh dalam kehinaan.

Kemaslahatan-kemaslahatan pernikahan:

Menjaga keturunan dan kelangsungan hidup manusia.
Menjaga kehormatan dan kesucian diri.
Memberikan ketentraman bagi dua insan. Ada yang dilindungi dan melindungi. Serta memunculkan kasih sayang bagi keduanya.
Demikianlah beberapa perkara yang harus diperhatikan oleh setiap muslimah agar dirinya tidak terjerumus ke dalam dosa dan kemaksiatan dan tidak menjerumuskan orang lain ke dalam dosa dan kemaksiatan. Allahu A’lam.

Manfaat Pernikahan



Banyak manfaat yang dapat diperoleh dari sebuah pernikahan. Di antaranya adalah sebagai berikut:

1. Memperoleh anak shaleh. Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda, “Jika anak Adam (manusia) telah meninggal dunia maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara, yaitu sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat dan anak yang shaleh”. Dalam hadits lain, “Nikahilah wanita yang subur dan penyayang, karena sesungguhnya aku akan merasa bangga dengan banyaknya jumlah kalian kelak pada hari Kiamat”.

2. Membentengi diri dari godaan syetan dan hawa nafsu. Rasululah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda, “Wahai segenap pemuda, barangsiapa di antara kalian mampu menikah maka menikahlah karena menikah itu lebih dapat menundukkan pandangan dan memelihara kemaluan…”

3. Memperoleh ketenangan jiwa dengan hidup bersama istri. Allah Subhanahu Wata'ala berfirman, “Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang.”

4. Meringankan beban tugas harian rumah tangga seperti memasak, mencuci, membersihkan rumah dan lain sebagainya.

5. Melatih jiwa kepemimpinan dan kesabaran dalam membimbing anggota keluarga dan dalam mencari nafkah.

Efek Samping

Di samping memiliki banyak keutamaan, menikah juga memiliki efek samping yang patut diwaspadai. Di antaranya adalah:

1. Proses adaptasi antar pasangan terutama jika berhubungan dengan watak atau tabiat dan kebiasaan. Seorang suami harus mampu memahami tabiat dan kebiasaan istri serta bersabar untuk bisa menyesuaikan diri, begitu juga sebaliknya.

2. Melenakan. Banyak di antara pasangan suami-istri yang sebelum menikah memiliki semangat yang tinggi dalam beribadah dan beraktivitas sosial, menjadi turun semangatnya setelah menikah karena disibukkan dengan urusan rumah tangga. Oleh karena itu, tidak seharusnya menikah menjadikan seseorang semakin jauh dari Allah. Justru sebaliknya, seharusnya menikah dapat menambah ketakwaan dan kedekatan diri terhadap Allah. Sebab itulah sebagian ulama berselisih mengenai mana yang lebih utama antara menikah atau membujang.

Memilih Calon Pasangan

Hal-hal yang perlu diperhatikan oleh calon suami dalam memilih istri:

1. Pertama, agama. Faktor agama adalah faktor terpenting dalam memilih istri sebagaimana sabda Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam, “Pilihlah wanita yang memiliki agama”. Agama yang dimaksud di sini tentunya adalah komitmen dalam menjalankan perintah-perintah agama dan menjauhi segala larangannya. Seorang wanita yang tidak memiliki komitmen terhadap agama justru akan mencelakakan suaminya sendiri dan mencemarkan nama baiknya sebagaimana banyak dilakukan para wanita yang menceritakan aib suaminya di depan umum. Seorang wanita yang tidak baik agamanya juga akan mudah melakukan penyelewengan (nusyuz) terhadap suaminya, baik di dalam maupun di luar rumah.

2. Berakhlak mulia, karena wanita yang buruk akhlaknya justru banyak mendatangkan madharat daripada manfaat.

3. Memiliki paras yang cantik. Meskipun faktor ini termasuk faktor duniawi namun juga tidak boleh diabaikan karena dapat menjaga kelanggengan rumah tangga. Itulah mengapa dalam Islam seseorang yang ingin menikah diperintahkan melihat calon pasangannya (nazhor) terlebih dahulu.

4. Mahar yang tidak berlebihan. Sa’id bin Musayyab, seorang Tabi’i senior, menikahkan putrinya hanya dengan dua Dirham. Umar bin Khattab pernah berkata, “Janganlah kalian mempermahal mahar wanita”. Kendatipun demikian, tidak diperbolehkan juga laki-laki meminta harta istrinya. Imam Ats-Tsauri berkata, “Jika ada laki-laki yang ingin menikah bertanya: ‘Berapa harta yang dimiliki wanita itu?’, maka ketahuilah ia adalah seorang pencuri”.

5. Perawan, karena syariat menganjurkannya. Wanita yang masih perawan memiliki rasa cinta dan kasih sayang terhadap suaminya lebih besar daripada seorang janda. Tabiat laki-laki juga cenderung menyukai wanita yang masih perawan karena ia tak ingin istrinya pernah disentuh laki-laki lain.

6. Subur, karena dapat mendatangkan barokah dengan banyaknya anak.

7. Keturunan yang baik, yaitu wanita yang berasal dari keluarga yang baik dan taat.

8. Asing, maksudnya adalah wanita yang jauh dari silsilah keturunannya. Semakin jauh semakin baik karena kemungkinan terjadinya penyakit keturunan akan semakin kecil.

Sebagaimana dianjurkan bagi calon suami untuk melihat calon pasangannya, dianjurkan pula bagi wali wanita untuk melihat kondisi laki-laki yang akan dinikahkan dengan putrinya. Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda, “Jika datang kepadamu seorang laki-laki yang baik agama dan akhlaknya maka segera nikahkanlah ia. Jika tidak kalian lakukan, maka akan terjadi bencana dan kerusakan yang meluas di muka bumi”. Seorang wanita yang dinikahkan dengan laki-laki fasik yang tidak mengerti agama akan dicelakakannnya. Imam Hasan Al-Bashri ketika ditanya seseorang, “Dengan siapa aku harus menikahkan putriku?”, beliau menjawab, “Dengan laki-laki yang takut kepada Allah. Karena jika ia menyukainya ia akan memuliakannya, dan jika tidak menyukainya ia tidak akan menganiayanya”.

Minggu, 18 April 2010

10 Kiat Membina Keluarga Bahagia

Setiap orang pastilah ingin keluarganya bahagia. Menciptakan keluarga bahagia bukanlah hal yang susah. Ada kiat-kiat tertentu dalam membina keluarga menuju keluarga bahagia :

 Jujurlah satu sama lain.
 Dengarkan keluhan pasangan Anda dan anggap serius perasaannya
 Bila ada ganjalan sebaiknya didiskusikan sehingga tidak menimbulkan kebencian.
 Tunjukkan pada pasangan bahwa Anda mencintainya dan katakanlah “I love You” minimal sekali sehari.
 Ciptakanlah waktu berdua saja tanpa diganggu oleh anak-anak. Jadualkan kegiatan berdua minimal setahun sekali.
 Janganlah mengungkit-ungkit masa lalu dan belajarlah dari kesalahan.
 Percayalah pada pasangan . Bila Anda ragu atau curiga ungkapkanlah hal tersebut padanya.
 Pada saat pasangan Anda berbicara, pandanglah wajahnya sehingga ia tahu kalau Anda memperhatikan ucapannya.
 Saat bertengkar jagalah perkataan Anda ( jangan sampai mengatakan sesuatu yang akan disesali nantinya) dan berusahalah tetap tenang dan tidak terbawa emosi, berusahalah tetap duduk.
 Jagalah rahasia hubungan Anda berdua.

Arti Hidup



arti hidup!

kalimat yang pendek tapi memiliki sebuah makna yang luar biasa. Tidak banyak orang yang tidak mengerti tujuan hidupnya. Ada beberapa orang yang mengatakan "hidup jangan dibuat susah nyante aja lagi". Yang lain mengatakan "muda foya-foya tua masuk surga". Ada banyak lagi beberapa kalimat yang merupakan salah satu motto hidup anak-anak muda saat ini. Bagaimanakah para pemuda ISLAM menyingkapi hal seperti ini. Berapa pemuda ISLAM yang terjerumus kedalam hal yang notabene seperti orang-orang duniawi. Bagaimanakah seharusnya para pemuda ISLAM menyingkapi hal ini? Ini ada beberapa tips untuk bertahan dalam menghadapi berbagai tantangan hidup ini:

1. Tingkatkan pengenalan kita terhadap Allah pencipta langit dan bumi. Pengenalan terhadap Allah merupakan dasar untuk tetap teguh bertahan dalam keadaan apapun juga. Walaupun banyak tawaran-tawaran duniawi menggiurkan tidak khan mampu membuat kita untuk jatuh dalam segala tipuan dan promosinya.

2. Berani untuk katakan tidak, dan tidak kompromi dalam segala sesuatu yang tidak berkenan kepada Allah. Karena kita tidak hidup seorang diri maka faktor lingkungan juga mempengaruhi kita dalam membentuk karakter maupun pola pikir kita sehingga kita juga tidak akan lepas dari setiap pengaruh lingkungan kita yang ada.

3. Mempunyai target dan prioritas dalam hidup ini. Setiap orang yang hidup pasti punya satu cita-cita sebagai target pencapaian yang akan ditempuh dan dicapai.

4. Memakai waktu yang ada semaksimal mungkin sebagai satu kesempatan yang tidak dapat diulang lagi. Konsep waktu yang kita yakini sering kali menunjuk pada waktu yang dapat diulang/diputar kembali. Biasanya kita sering memakai analogi sebuah roda yang berputar kadang ada diatas dan kadang dibawah. Menurut waktu yang sebenarnya analogi ini kurang tepat karena bagaimanapun juga waktu yang kita lalui tidak akan terulang lagi. Waktu itu akan berjalan dan kita tidak akan mengulang sebuah kesempatan yang terbuang begitu saja. Pergunakanlah waktu yang ada dengan takut kepada ALLAH.

Bagaimana dengan hidup saudara? Prioritas hidup apa yang saat ini sedang anda pergumulkan. Apakah waktu dan kesempatan yang Tuhan beri sudah anda pergunakan sesuai kehendak-Nya atau sebaliknya waktu dan kesempatan itu hanya terbuang begitu saja. Biarlah refleksi yang cukup sederhana dapat menggugah kita untuk berpikir "untuk sebuah arti hidup ini". Renungkanlah apakah hidupmu sudah berarti untuk orang lain atau menjadi penghalang bagi orang lain untuk melihat ALLAH didalam hidupmu? Dan apakah arti hidupmu bagi-Nya?

Bidadari Surga


Bidadari yang Cantik Jelita
Mereka sangat sangat cantik, memiliki suara-suara yang indah dan berakhlaq yang mulia. Mereka mengenakan pakaian yang paling bagus dan siapapun yang membicarakan diri mereka pasti akan digelitik kerinduan kepada mereka, seakan-akan dia sudah melihat secara langsung bidadari-bidadari itu. Siapapun ingin bertemu dengan mereka, ingin bersama mereka dan ingin hidup bersama mereka.

Semuanya itu adalah anugrah dari Alloh Subhanahu wa Ta’ala yang memberikan sifat-sifat terindah kepada mereka, yaitu bidadari-bidadari surga. Alloh Subhanahu wa Ta’ala mensifati wanita-wanita penghuni surga sebagai kawa’ib, jama’ dari ka’ib yang artinya gadis-gadis remaja. Yang memiliki bentuk tubuh yang merupakan bentuk wanita yang paling indah dan pas untuk gadis-gadis remaja. Alloh Subhanahu wa Ta’ala mensifati mereka sebagai bidadari-bidadari, karena kulit mereka yang indah dan putih bersih. Aisyah RadhiAllohu anha pernah berkata: “warna putih adalah separoh keindahan”

Bangsa Arab biasa menyanjung wanita dengan warna puith. Seorang penyair berkata:

Kulitnya putih bersih gairahnya tiada diragukan
laksana kijang Makkah yang tidak boleh dijadikan buruan
dia menjadi perhatian karena perkataannya lembut
Islam menghalanginya untuk mengucapkan perkataan jahat

Al-’In jama’ dari aina’, artinya wanita yang matanya lebar, yang berwarna hitam sangat hitam, dan yang berwarna puith sangat putih, bulu matanya panjang dan hitam. Alloh Subhanahu wa Ta’ala mensifati mereka sebagai bidadari-bidadari yang baik-baik lagi cantik, yaitu wanita yang menghimpun semua pesona lahir dan batin. Ciptaan dan akhlaknya sempurna, akhlaknya baik dan wajahnya cantk menawan. Alloh Subhanahu wa Ta’ala juga mensifati mereka sebagai wanita-wanita yang suci. Firman Alloh Subhanahu wa Ta’ala, yang artinya: ”Dan untuk mereka di dalamnya ada istri-istri yang suci.” (QS: Al-Baqarah: 25)

Makna dari Firman diatas adalah mereka suci, tidak pernah haid, tidak buang air kecil dan besar serta tidak kentut. Mereka tidak diusik dengan urusan-urusan wanita yang menggangu seperti yang terjadi di dunia. Batin mereka juga suci, tidak cemburu, tidak menyakiti dan tidak jahat. Alloh Subhanahu wa Ta’ala juga mensifati mereka sebagai wanita-wanita yang dipingit di dalam rumah. Artinya mereka hanya berhias dan bersolek untuk suaminya. Bahkan mereka tidak pernah keluar dari rumah suaminya, tidak melayani kecuali suaminya. Alloh Subhanahu wa Ta’ala juga mensifati mereka sebagai wanita-wanita yang tidak liar pandangannya. Sifat ini lebih sempurna lagi. Oleh karena itu bidadari yang seperti ini diperuntukkan bagi para penghuni dua surga yang tertinggi. Diantara wanita memang ada yang tidak mau memandang suaminya dengan pandangan yang liar, karena cinta dan keridhaanyya, dan dia juga tidak mau memamndang kepada laki-laki selain suaminya, sebagaimana yang dikatakan dalam sebuah syair: Ku tak mau pandanganmu liar ke sekitar jika kau ingin cinta kita selalu mekar.

Di samping keadaan mereka yang dipingit di dalam rumah dan tidak liar pandangannnya, mereka juga merupakan wanita-wanita gadis, bergairah penuh cinta dan sebaya umurnya. Aisyah RadhiAllohu anha, pernah bertanya kepad Rasululloh Shallallahu’alaihi wasallam, yang artinya: “Wahai Rasululloh Shallallahu’alaihi wasallam, andaikata engkau melewati rerumputan yang pernah dijadikan tempat menggembala dan rerumputan yang belum pernah dijadikan tempat menggambala, maka dimanakah engkau menempatkan onta gembalamu?” Beliau menjawab,”Di tempat yang belum dijadikan tempat gembalaan.” (Ditakhrij Muslim) Dengan kata lain, beliau tidak pernah menikahi perawan selain dari Aisyah.

Rasululloh Shallallahu’alaihi wasallam bertanya kepada Jabir yang menikahi seorang janda, yang artinya: ”Mengapa tidak engkau nikahi wanita gadis agar engkau bisa mencandainya dan ia pun mencandaimu?” (Diriwayatkan Asy-Syaikhany)

Sifat bidadari penghuni surga yang lain adalah Al-’Urub, jama’ dari al-arub, artinya mencerminkan rupa yang lemah lembut, sikap yang luwes, perlakuan yang baik terhadap suami dan penuh cinta. Ucapan, tingkah laku dan gerak-geriknya serba halus.

Al-Bukhary berkata di dalam Shahihnya, “Al-’Urub, jama’ dari tirbin. Jika dikatakan, Fulan tirbiyyun”, artinya Fulan berumur sebaya dengan orang yang dimaksudkan. Jadi mereka itu sebaya umurnya, sama-sama masih muda, tidak terlalu muda dan tidak pula tua. Usia mereka adalah usia remaja. Alloh Subhanahu wa Ta’ala menyerupakan mereka dengan mutiara yang terpendam, dengan telur yang terjaga, seperti Yaqut dan Marjan. Mutiara diambil kebeningan, kecemerlangan dan kehalusan sentuhannya. Putih telor yang tersembunyi adalah sesuatu yang tidak pernah dipegang oleh tangan manusia, berwarna puith kekuning-kuningan. Berbeda dengan putih murni yang tidak ada warna kuning atau merehnya. Yaqut dan Marjan diambil keindahan warnanya dan kebeningannya.

Semoga para wanita-wanita di dunia ini mampu memperoleh kedudukan untuk menjadi Bidadari-Bidadari yang lebih mulia dari Bidadari-Bidadari yang tidak pernah hidup di dunia ini. Wallahu A’lam

Rabu, 14 April 2010

Wasiat Ibu


Bila kau dewasa anakku
Telaga kasih ayah bonda jangan dikeringkan
Secalit luka usah tergaris
Biar tiada airmata yang tumpah
Tegakkan mereka di tugu paling mulia
Agar tasik kebahagiaan
Bisa mengepung kehidupan

Bila kau dewasa anakku
Biar Al Quran menjadi bacaan harianmu
Sunnah Nabi menjadi rujukanmu
Agar kau tidak tersesat di belantara dunia
Yang paling kelam dan gelap
Kelak rohmu bisa digamit bidadari Syurga

Bila kau dewasa anakku
Biarlah pilihanmu wanita solehah
Bakal penyejuk hati dan matamu
Kaulah nakhoda pengemudi utama
Usah kau layari Sungai Jahaman
Yang merah menyala
Kerana Sungai Firdaus berair madu
Yang sedia menantimu dengan keredhaan Ilahi

Bila kau dewasa anakku
Dalam munajat dan doaku
Biarlah lahir seorang mukmin sejati
Bersungguh sungguh memikul
Tanggung jawab dan amanah Allah

TERIMA KASEH IBU

besar pengorbanan yg Engkau berikan
tak satu'pun langkah'mu yg tak berarti di hidupku
kau keluarkan semua tenaga'mu untuk melahirkan'ku
meski semua yg terbaik telah ku berikan pada'mu
itu semua tak akan bisa menggantikan semua

secoret kata ini, kutuliskan
betapa besar pengorbanan'mu untuk anak'mu
kini aku bisa memahami,
betapa berartinya diri'mu di dunia'ku

tak mampu aku membalas semua pengorbanan'mu
hanya menghormati dan memberi yg terbaik untuk'mu
meski tak besar,aku terus berusaha untuk bisa membuat diri'mu tersenyum melihat anak'mu

IBU terimakasih, kasih dan pengorbanan'mu akan terus aku ingat.

YANG MESTI KITA SUKURI


Kita lahir dengan dua mata di depan wajah kita, kerana kita tidak boleh selalu melihat ke belakang. Tapi pandanglah semua itu ke depan, pandanglah masa depan kita.

Kita dilahirkan dengan 2 buah telinga di kanan dan di kiri, supaya kita dapat mendengarkan semuanya dari dua buah sisi. Untuk berupaya mengumpulkan pujian dan kritikan dan memilih mana yang benar dan mana yang salah.

Kita lahir dengan otak di dalam tengkorak kepala kita. Sehingga tidak peduli semiskin mana pun kita, kita tetap kaya. Kerana tidak akan ada seorang pun yang dapat mencuri otak kita, fikiran kita dan idea kita. Dan apa yang anda fikirkan dalam otak anda jauh lebih berharga daripada emas dan perhiasan.

Kita lahir dengan 2 mata dan 2 telinga, tapi kita hanya diberi 1 buah mulut. Kerana mulut adalah senjata yang sangat tajam, mulut bisa menyakiti, bisa membunuh, bisa menggoda, dan banyak hal lainnya yang tidak menyenangkan. Sehingga ingatlah bicara sesedikit mungkin tapi lihat dan dengarlah sebanyak-banyaknya.

Kita lahir hanya dengan 1 hati jauh di dalam diri kita. Mengingatkan kita pada penghargaan dan pemberian cinta diharapkan berasal dari hati kita yang paling dalam. Belajar untuk mencintai dan menikmati betapa kita dicintai tapi jangan pernah mengharapkan orang lain untuk mencintai kita seperti kita mencintai dia.

Berilah cinta tanpa meminta balasan dan kita akan menemui cinta yang jauh lebih indah.

Renungan Kata Pengisian Jiwa



Jika kamu memancing ikan, setelah ikan itu terlekat di mata kail hendaklah kamu mengambil terus ikan itu. Janganlah sesekali kamu lepaskan ia semula ke dalam air begitu sahaja kerana ia akan sakit oleh kerana bisanya ketajaman mata kailmu dan mungkin ia akan menderita selagi ia masih hidup…

Begitulah juga setelah kamu memberi banyak pengharapan kepada seseorang. Setelah ia mula menyayangimu hendaklah kamu menjaga hatinya. Janganlah sesekali kamu terus meninggalkannya begitu sahaja kerana dia akan terluka oleh kenangan bersamamu dan mungkin tidak dapat melupakan segalanya selagi dia mengingatimu…

Jika kamu menadah air biarlah berpada. Jangan terlalu mengharap pada takungannya dan janganlah menganggap ia begitu teguh. Cukuplah sekadar memenuhi keperluanmu. Kerana apabila sekali ia retak, tentu sukar untuk kamu menampalnya semula. Akhirnya ia dibuang sedangkan jika kamu cuba membaikinya, mungkin ia masih boleh digunakan lagi…

Begitu juga jika kamu memiliki seseorang terimalah seadanya. Janganlah kamu terlalu mengaguminya dan janganlah kamu menganggapnya begitu istimewa. Anggaplah dia manusia biasa. Apabila sekali dia melakukan kesilapan, bukan mudah bagi kamu untuk menerimanya. Akhirnya kamu kecewa dan meninggalkannya. Sedangkan jika kamu memaafkannya, boleh jadi hubungan kamu akan berterusan hingga ke akhirnya…

Jika kamu telah memiliki sepinggan nasi yang kamu pasti baik untuk dirimu. Mengenyangkan. Berkhasiat. Mengapa kamu berlengah dan cuba mencari makanan yang lain. Terlalu ingin mengejar kelazatan. Kelak, nasi itu akan basi dan kamu tidak boleh memakannya lagi. Kamu akan menyesal…

Begitu juga jika kamu telah bertemu dengan seorang insan yang kamu pasti membawa kebaikan kepada dirimu. Menyayangimu. Mengasihimu. Mengapa kamu berlengah dan cuba membandingkannya dengan yang lain? Terlalu mengejar kesempurnaan. Kelak, kamu akan kehilangannya apabila dia menjadi milik orang lain. Kamu juga yang akan menyesal……

———————